Sunyi, sepi, tenang dan damai. Aku begitu menyukai tempat indah ini. Taman adalah tempat tujuan ketika aku melarikan diri dari kehidupanku yang begitu membosankan, ketika aku mengadu, membolak balikan pikiranku untuk mendapatkan segundukan inspirasi baru, dan ketika semua permasalahan selalu menghakimi ku selesai satu kemudian tumbuh lagi seribu, begitu dan terus menerus begitu. Tak perlu apapun, cukup menikmati keindahan yang ada. Mensyukuri begitu besar nan indahnya bentangan semesta ciptaan Tuhan ini, danau yang begitu tenang, bunga-bunga yang merekah dan bergoyang-goyang seirama, rerumputan yang senantiasa tetap bersyukur dan bahagia meski ia hidup hanya untuk terinjak, disini pula lah mungkin satu-satunya tempat aku untuk sebebas-bebasnya menghirup udara segar. Sejak kecil bunda sering membawaku ke tempat ini atau taman-taman indah lainnya. Tapi ini adalah taman favoritku. Entah kenapa jika aku datang ke tempat ini, seakan-akan aku merasa bahwa aku adalah manusia paling beruntung. Baru sepuluh menit menikmati keindahan surga dunia ini, rasanya keindahan apa adanya yang mereka punya sekejap menghipnotisku. Membuatku seperti orang yang masa bodo dengan masalah-masalah yang sedang menghadapku yang dengan mudah dan enteng nya aku tak peduli dan ingin lari meninggalkan kenyataan yang ada walaupun keadaan diluar sana tanpa berubah sedikitpun tetap menungguku bila aku meninggalkan tempat ini.
Tiba-tiba seorang wanita yang suaranya tak asing untukku menghampiriku.
“Arini!! Liat deh..” sahabatku menunjukan ponsel miliknya kepadaku
“iya! Ini kan foto kita barusan, abis itu lo upload ke Instagram, trus..?”kataku tak mengerti maksudnya
“teruus lo telusuri kebawahnya dong.. liat tuh komennya!”
Aku kembali menelusuri dan membaca salah satu komentar yang isinya “fotonya bagus n cantik, boleh minta pin BB nya gak?” aku mendadak geli setelah membacanya dan menatap diva tajam-tajam keheranan.
“kamu! Jauh-jauh dari ujung sana lari-larian grasak-grusuk kesini, Cuma mau nunjukin komentar dari orang-orang gak penting kayak gini? Hello!! divaa ini mah biasa! Sejak kapan sih kamu suka cowok begituan? Sejak kapan kamu seneng sama cowok-cowok genit yang kurang kerjaan trus ngisi kegiatan mereka dengan komen-komenin foto orang, kayak yang belum pernah dapet komentar begitu aja si”lajutku menggeleng
“iiihhh.. apaan sih, ya enggak lah. Lo liat komentar paling bawah, disitu ada komentar dari adam ketua osis yang paling terkenal dan idola cewek-cewek satu sekolah! Dan dia suka sama lo rin! Sumpah! Lo beruntung banget hari ini!!”diva terjingkak-jingkak kegirang
Kemudian aku merebut ponsel diva kembali “div.. diva!! Adam suka sama foto aku” aku memeluk diva
Memang benar apa yang dikatakan diva, adam memang pantas menjadi idola remaja masa kini, dia begitu ramah, tampan, berbakat dan seorang pemimpin yang bijaksana. Di sapanya saja adalah satu kebahagiaan yang patut dipamerkan pada orang-orang dengan bangganya sampai mengira-ngira dia menyukai kita. Sama seperti mereka, aku pun sering berkhayal menjadi cinderella dari pangeran adam. tapi aku tahu diri, aku bukan orang yang percaya diri akan mendapatkan hatinya adam. aku hanya bisa mengaguminya dalam diam.
Tiba-tiba ponsel milikku berdiring, sebuah panggilan dari sejumlah nomor yang tak ku kenal.
“siapa nih?” aku penasaran
“udaaah.. angkat aja” diva cengar-cengir mencurigakan
“hallo, arini ya?” sebuah suara yang meneduhkan ditelinga mulai menunjukkan gema suaranya
“iya hallo, maaf ini siapa ya?” selidikku
“ini adam, rin..”katanya lagi
Aku terkejut dan mendadak terbata-bata bisu tak tahu harus berbicara apa.
“ohh.. adam, iya kenapa dam?” gugup
“enggak, Cuma pengen lebih kenal lebih dekat aja sama kamu. Gak apa-apa kan rin?”
“ooh.. boleh lah dam, siapa sih yang mau nolak jadi temen kamu. Eh iya, kamu dapet dari mana nomerku?”
“enggak segitunya rin, aku dapet nomer kamu dari sahabat kamu diva. Gak apa-apa kan?” tanya adam lagi
Aku langsung menoleh dan mengerutkan dahi sebal. Diva!!!!!!!! memelototi orang yang persis masih disebelahku ini. Diva hanya tersenyum palsu seperti merasa tak bersalah.
“i..iya gapapa ko dam, hehe”
“oke, kamu lagi ada dimana sekarang?”adam mulai berbasa-basi
“a...aaku lagi di taman sama diva dam” aku mulai seperti membeku
“oh.. kamu suka taman ya?”tanyanya lagi
“iya dam” aku tak tau harus berbicara apa lagi
“rin, besok kan minggu, kamu ada acara gak?”
“enggak sih dam.. emang kenapa?”
“lo kan suka sama taman atau alam terbuka gitu, nah.. kebetulan besok disekolah ada acara gerakan penanaman seribu pohon, gue mau sekalian ngajak lo sama diva buat ikut. bisa?” ajaknya
Aku berbicara pelan pada diva “gimana?”
“okeoke”diva mengiyakan
Aku kembali mengangkat ponselku
“i..iyaa.. dam. Insya Allah, besok kita dateng”
“okedeh.. aku tunggu besok jam 8, jangan telat! Ya” katanya lagi
“iya siap!!” kataku semangat
“yaudah.. sampai ketemu besok disekolah yaa. Bye” menutup telpon
“sipp!! Byee adam”
“cie..cie.. di telpon adam, kalo satu sekolah tau lo di telpon sama adam, beuh,,, pasti mereka pada iri sama lo” diva menggoda
Aku tak henti-hentinya menggurat senyum sejak kejadian yang masih tak kupercayai tadi
“yaelah... dianggurin gue” lanjut diva manyun. “tapi.. besok jadi kaan?”
“jadi dooooonggg” jawabku dengan bangganya
***
Keesokan harinya...
Dengan penuh semangat aku bergegas untuk bersiap-siap dan segera menuju lokasi tanpa berlama-lama. Dan sesampainya di gerbang sekolah. Aku berjalan masuk sambil mencari-cari adam. seseorang yang gema suaranya begitu nyaman di telingaku memanggilku dari kejauhan.
“hey!! Arini” pria yang sedari tadi aku cari-cari melambaikan tangannya memanggilku
Dengan usaha dan rasa percaya diri yang tinggi aku memberanikan diri menemui adam.
“haii dam” aku berusaha menyapanya
“hai! Eh.. diva mana?” jawabnya
“tadi pagi tiba-tiba diva sms aku, katanya dia gak bisa dateng, soalnya ada urusan mendadak”
Entah apa yang sedang direncanakan diva, terkadang terbesit dalam pikiranku bahwa ia sengaja tidak ikut agar aku bisa lebih leluasa bersama adam, padahal membuat aku menjadi semakin tidak percaya diri tanpa dia. Tapi entahlah.. aku tak ingin akhirnya menjadi su’udzon.
“ohh.. gitu, yasudah kalau begitu”maklum
“yaudah yukk! Kita langsung naik bus dan segera berangkat”lanjutnya
“iya”
Di perjalanan, aku sangaaaaaatt bahagiaaaa sekali. kami bernyanyi-nyanyi bersama-sama diingiri adam yang pandai sekali memainkan gitarnya. Sepasang mata kami tak pernah lebih dari 5 detik terlepas, guratan senyum termanis yang kami punya pun tak pernah terlepas. Ya Tuhaaan. Ini seperti anugerah yang tak ada henti-hentinya. Andai kan diva melihat detik demi detik kejadian ini, pasti ia sangat iri sekali. bahagianyaaa..
Disana acara dimulai dengan sambutan dari ketua pelaksana dan ketua osis yang tidak lain adalah adam sendiri serta doa bersama. Dilanjutkan dengan acara ini yakni penanaman. Lenganku langsung ditarik lembut oleh adam. Lalu kami menanam bibit pohon bersama-sama dan diselipkan secarik kertas yang bertuliskan “pohon milik Adam dan Arini” aku semakin bahagia dan melayang-layang saat itu. Pohon kecil ini akan menjadi saksi kebahagiaanku dan kebersamaan aku bersama adam hari ini. menjelang petang tiba sekaligus berakhirnya acara, aku tak pernah lepas jauh dari langkah adam, aku merasa sangat di specialkan hari ini olehnya. Mungkin karena ia merasa tidak enak jika sebentar saja jauh denganku karena ia yang mengajak untuk ikut, apalagi aku hanya sendiri disini alias tanpa diva. Terkadang ada benarnya juga keadaan ini. Kemudian, kami pun segera kembali menaiki bus yang mengantar kami sewaktu keberangkatan.
Sesampainya dirumah, aku langsung masuk kamar dan menguncinya. Semua rasa lelah yang aku rasakan seakan terbayar lebih ketika aku membayangkan dan mengingat-ngingat kembali kejadian tak terlupakan tadi. Saat itu juga tanpa sabar aku langsung mengambil ponselku untuk menghubungi diva untuk menceritakan hal yang dia tunggu-tunggu. walaupun aku tak tau harus memulainya dari mana. Disepanjang aku bercerita, diva pun tak henti-henti nya tertawa dan sesekali menggodaku seakan-akan ia berusaha ikut terjun dan hadir dalam kebahagiaan yang sedang aku alami sekarang. Setelah puas aku bercerita, akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri komunikasi via telepon ini dan melanjutkan cerita esok disekolah.
Kurang dari satu jam aku beristirahat, getaran sebuah ponsel yang menggelitik perutku yang menandakan panggilan masuk dari orang yang tak ku duga-duga. Tanpa menunggu lama aku pun segera memaikan tenggorokan agar mengeluarkan suara yang lembut dan enak didengan dan bergegas mengangkatnya.
“hallo dam”kataku
“iya hallo rin, maaf kalo ganggu istirahat lo, gue Cuma mau bilang makasih karena lo udah mau nemenin gue sepanjang hari ini”katanya
“iya dam, sama-sama ko” jawabku senang
“oh.. iya rin. Gue.. gue.. gue sayang sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?”katanya gugup
Mendengar pernyataan ini sontak membuat debar jantungku terhenti sejenak lalu berdetak kembali dengan kencangnya. Aku semakin tak tau harus berbuat apa lagi yang pasti aku sangat senang mendengarnya dan tak mungkin aku menolak kesempatan yang tak akan datang dua kali ini. Entah jenis iblis mana yang seketika membisiki dan sukses memengaruhi pikiranku untuk berinisiatif memberi kejutan pada adam.
“emm.. dam, kita emang udah kenal lama tapi baru lebih deket beberapa hari ini kaan, jadi aku gak bisa jawab sekarang aku minta waktu yaa buat pikir-pikir dulu. Lusa nanti aku pasti bakal temuin kamu buat kasih jawabannya.” kataku mangut-mangut cengar-cengir penasaran dengan ekspresi adam saat mendengar pernyataanku
“tapi....”
“boleh yaa dam... pleasee!!”aku memotong
“yaudah....”adam mengiyakan dengan sedikit kesal, lalu tiba-tiba komunikasi kami yang belum selesai terputus, tapi adam tak menelponku kembali.
Tetapi saat itu aku tak pernah terpikirkan atau sedikitpun menaruh rasa curiga bahwa adam sengaja mematikan ponselnya. Lengkap sudah kebahagiaanku hari ini dan mimpi ku menjadi sang puteri dari pangeran adam seketika akan terwujud.
***
Keesokan paginya disekolah...
Aku datang sepagi mungkin dari biasanya karena tak sabar untuk memberitahu kabar gembira ini pada diva, dia pasti sangat terkejut dan senang. Akhirnya setelah lima belas menit dari kedatanganku akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Aku langsung sumringah dan segera menarik paksa diva untuk duduk manis mendengarkan celotehku yang tak sabar ingin aku bagikan pada satu-satunya sahabat baikku itu. Kemudian tanpa berlama-lama aku langsung menceritakan kejadian semalam dengan penuh semangat sampai-sampai lupa untuk bernafas. Tapi apa yang terjadi??? Diva yang tadinya senang dan santai mendengarkanku seketika terkejut.
“apa???? Lo minta waktu sama adam??”diva terkaget dan berbicara dengan lantangnya
“iya.. emang kenapa sih div?” jawabku enteng
“tapi lo, gak akan nolak adam kaan?” tanya diva
“ya mustahil lah aku nolak dia, yaa aku Cuma pengen bikin kejutan aja buat adam. Biar kisah cinta kita seru” kataku lagi masih terbawa suasana senang semalam
“lo salah arini!!!” diva membentak kemudian
“maksudnya apa sih?” aku semakin tak mengerti dengan sikap diva sedari tadi
“arini, adam itu paling gak suka sama yang namanya nunggu atau perasaannya di gantung gini, kalo dia udah nyatain perasaannya trus digantung kayak apa yang baru lo lakuin itu, tanpa lama dan tanpa ngabarin dia bakalan ngilang dan ninggalin orang yang ngegantung perasaannya itu sekalipun niatnya pengen kasih warna di moment indahnya itu dan dia bakalan ngehubungi para cewek yang lagi dia deketin juga dan nembak langsung cewek-cewek yang mau serius sama dia. Dia itu ganteng, terkenal rinnn,dia bisa dengan mudahnya ngelakuin apa aja yang dia mau. dalam satu malam pun dengan mudahnya dia bisa dapetin pacar lima sekaligus! Tanpa harus nunggu jawaban yang belum pasti” ketusnya
Aku yang sedari kemarin tak lepas dari rasa bahagia seketika membisu menyesal. Seperti bunga yang baru saja mekar seketika bergelayut layu dan mati.
“trus aku harus apa div?”aku semakin kebingungan
Diva hanya mengangkat kedua bahu dan kedua tangannya seraya menandakan tak tau apa yang akan terjadi nanti padaku.
Saat itu rasanya aku ingin cepat-cepat mendengar deringan bell sekolah pertanda kegiatan belajar telah selesai dan segera menemui adam untuk memastikan hal ini.
Sepulang sekolah, aku meminta diva untuk mengantarku dan segera menemui adam dikelasnya. Tapi.. belum sampai betul di depan kelas adam, dari kejauhan aku melihat sesosok pria yang ingin aku temui sedang berjalan menuju parkiran dengan menggandeng wanita cantik keluar dari kelasnya. Dan hal itu seketika menghentikan langkahku sebentar lalu buru-buru menemui mereka.
“arini!!”adam mendadak terkejut
Aku benar-benar tak habis pikir dengan apa yang telah adam lakukan padaku dan orang-orang yang bernasib sama sepertiku. Semudah itu ia membolak-balikkan perasaan oranglain tanpa memikirkan ataupun ikut merasakannya
“adam! Kamu ko gandengan sama dia sih, aku kan belum kasih jawaban apa-apa sama kamu! Dam, kamu ko tega sih”kataku kaget tak percaya sekaligus sangat sedih
“satu hal yang perlu lo tau arini! Bahwa gue gak suka perasaan gue digantungin. Kalo emang lo gak siap buat jadi pacar gue yaudah! Gue bisa cari cewek yang LEBIH serius sayang sama gue!”dengan sombongnya
“asal kamu tau dam! Aku emang suka juga sama kamu. Aku nunda jawaban ini bukan karena aku bingung mau nerima kamu atau engga, tapi karena aku pengen ngasih kejutan buat kamu!”aku berusaha menjelaskan
“gue gak peduli! Buat gue nunggu yang belum pasti itu Cuma buang-buang waktu doang! Dan arini, maaf ya! Gue gak bisa jadi pacar lo” katanya lagi meninggalkan aku dan diva.
Diva hanya mengelus-elus pundak ku dan berusaha menenangkanku dengan mengajakku ke tempat favoritku apalagi kalau bukan taman.
“sabar ya rin... yaudah kita ketaman yang biasa lo datengin aja yuk!! Semoga aja disana lo bisa lebih tenang”kata diva
Tak tahu apalagi yang bisa aku lakukan. Aku hanya bisa menangis pasrah mengikuti perkataan diva.
Sesampainya di taman, aku berjalan dan duduk bengong di tepi danau sembari melemparkan kerikil-kerikil kecil yang berserakan di sisiku ke danau.
Sejak pertama, aku memang sudah merasa bahwa aku memang tak pantas jika disandingkan dengan adam yang lebih segalanya daripada aku, aku memang bukan apa-apa dibandingkan dengan wanita-wanita yang pernah memiliki hati adam. Aku hanya masih tak menyangka hanya dengan sebuah kejutan yang berharap berakhir bahagia malah bisa benar-benar se tragis seperti ini. Mungkin ini juga menjadi pelajaran untukku agar tidak membuat orang menunggu terlalu lama kalau tidak ia akan pergi meninggalkan kita.
SELESAI~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar